Sabtu, 11 Maret 2017

Cerita Gaib - Misteri Pusaka Gaib Dan Bung Karno

Cerita Gaib - Misteri Pusaka Gaib Dan Bung Karno - Hallo sahabat MISTERI GUNUNG JATI, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Gaib - Misteri Pusaka Gaib Dan Bung Karno, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cerita Gaib - Misteri Pusaka Gaib Dan Bung Karno
link : Cerita Gaib - Misteri Pusaka Gaib Dan Bung Karno

Baca juga


Cerita-Gaib-Misteri-Pusaka-Gaib-Dan-Bung-KarnoCerita Gaib - Di tengah derasnya hujan angin yang turun, sosok Bung Korno yang saat itu masih seorang bocah menggembala berlari kecil melalui jalan setapak mengarah ke bukit gorong, yang terletak di sebelah kanan sungai Penyu Cilacap, Jawa Tengah, beliau dengan membawa satu amanat dari salah satu gurunya yaitu KH. Rifai bin Soleh Ai Yamani (Hadrotul maut), Banyuwangi, Jawa Timur.

Sebagai seorang pemikir handal yang telah mempercayai suatu kehidupan alam lain, beliau sering mengasingkan dirinya di dalam fenomena yang tidak layak pada umumnya, ialah selali bertirakat dari satu tempat, berbukitan terjal, hutan belantara sampai ditempat wingit lainnya.

Kisah ini terjadi pada hari Jumat legi, bulan maulud 1937H, bermula dari sebuah mimpi yang dialami beliau, disuatu malam hari, beliau didatangi seekor naga besar yang sangat ingin mengikuti dan mendampingi hidupnya, Naga tersebut mengenalkan dirinya bernama, Sanca Manik Kali Penyu, tinggal di dalam bukit Gorong, kepunyaan dari Ibu Ratu Nyi Blorong, yang melegendaris.

Dengan kejelasan mimpinya, beliau langsung menemui KH. Rifai bin Soleh Al Yamani, saat itu amat masyhur namanya, terus Kyai memberikan sebuah bekal amalan atau sejenis doa Basmalah, konon bisa mewujudkan benda gaib sebagai nyata.

Melalui suatu komtemplasi serta prosesi ritual panjang, kemudian beliau, ditemui oleh sosok wanita cantik yang tidak lain ialah Nyi Blorong sendiri.

Cerita-Gaib-Nyi-Blorong
"Andika!!! Derajatmu wes tibo neng arep, siap nampi mahkota loro, lan iki mung ibu iso ngai bibit kejembara soko nagara derajat, kang manfaati soko derajat ugo wibowo lan rejekimu serto asih penanggihan" kata Nyi Blorong.

Yang artinya, "Anakku!!! Sebentar lahi kamu akan menjadi manusia yang memiliki dua derajat sekalian ( Pemimpin umat manusia serta bangsa gaib yang di sebut sebagai istilah/Rijalul Gaib), saya cuma bisa memberikan sebuah mustika yang manfaatnya seperti, ketenangan hatimu, keluhuran derajat, wibawa, kerejekian dan pengasihan yang akan membawamu dipermudahkan di dalam segala tujuan".

Mustika yang dimaksudkan tidak lain sebagai Paku Bumi, jelmaan dari seekor naga sakti, Sanca Main, yang di dalam mulutnya terdapat sebuah batu Merah Delima bulat berwarna Merah Putih Crystal, symbol dari
bendera Merah Putih ialah Negara Indonesia.
Cerita-Gaib-Paku-Bumi-Jelmaan-Dari-Seekor-Naga-Sanca

Sebagai sosok mahir sekaligus hobbiis di dalam dunia supranatural, tujuh bulan, dari memperoleh mustika Sanca Manik, Bung Karno pun bermimpi kembali, yang mana di dalam mimpinya sosok Kanjeng Sunan Kalijaga beserta Ibu Ratu Kidul Pajajaran (Suami Istri) menyuruh Bung Karno, pergi ke bukit tinggi Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.

"Datanglah nak ketempatku!! Kusiapkan jodoh dari pemberian Putranda (Nyi Blorong) yang saat ini sudah kau terima, tidak pantas melati tanpa kembang kenanga, lelaki tanpa adanya wanita".

Tentunya menjadi seorang yang berpengalaman di dalam pengolahan bathiniyah, beliau ialah salah satu bocah yang amat paham akan makna sebuah mimpi, di dalam hal ini Bung Karno menyakini bahwa mimpi yang baruasn dialaminya ialah bagian dari kebenaran.

Dengan meminta bantuian kepada, Kartolo Harjo, yang berasal dari kota Pekalongan, yang saat itu dianggap orang amat kaya, mereka pun hari itu langsung menuju tempat yang dimaksud, dengan membawa sedan cw keluaran 1889.

Kisah perjalanan menuju Pelabuhan Ratu, ini sangat cukup memakan waktu lama, alasannya disetiap daerah yang dilalui beliau, selalu diberhentikan oleh seseorang yang tak dikenal.

Mereka berebutan untuk memberikan sesuatu kepada sosok kharismatik sebagai Pusaka mau pun bentuk Mustika, hal semacam ini telah sewajarnya di dalam dunia keparanormalan semenjak zaman dulu kala, dimana ada sosok yang akan menjadi cikal seorang pemimpin, maka seluruh bangsa gaibiah akan dengan antusiasnya untuk berebutan memamerkan dirinya bisa sedekat mungkin denga beliau.

Unutk mengungkapkan lebih lanjut lagi perjalanan beliau menuju Pelabuhan Ratu, yang di mulai pada hari kamis pon, ba'da subuh, Syawal 1938H, pertama kalinya perjalannya ini di mulai dari sebuah kota Klaten Jawa Tengah.

Ditengah-tengah hutan Roban, Semarang, Bung Karno diminta turun oleh sosok hitam berambut jambul, yang mengaku sebagai Setopati yang berasal dari bangsa Jin, serta memberikan Pusaka sebagai Cundrik Kecil, berpangmor Madura dengan besi warna hitam logam, maanfaatnya seperti wasilah mampu menghilang.

Pada saat melintasi kota Brebes serta Cirebon, Bung Karno disuruh turun oleh 4 orang yang tak dikenal.

1. Bernama Kyai Paksa Jagat, dari bangsa Sanghiyang, memberikan sebuah Keris Berluk-5, manfaatnya seperti Wasilah, tak mampu dikalahkan dalam beragumen.
Cerita-Gaib-Keris-Berluk-5

2. Bernama Ki Jaga Rana, memberikan sebuah batu Mustika Koplak, berwarna Merah Cabe, manfaatkan menjadi daya tahan tubuh dari segala cuaca.
Cerita-Gaib-Batu-Mustika-Koplak

3. Bernama Nyai Sempono, yang berasal dari Selat Malaka, yang ngahyang sewaktu kejadian Majapahit dikalahkan oleh Demak Bintoro, Bung Karno memberikan sebuah Tusuk Konde yang dinamai, Paku Raksa Bumi, manfaatnya mempengaruhi pikiran manusia.

Cerita-Gaib-Tusuk-Konde
4. Bernama Kyai Aji, yang berasal dari Siluman Seleman, beliau memberikan sebuah Pusaka sebagai Taring Macan, manfaatnya berupa daya tahan tubuh dari segala cuaca.
Cerita-Gaib-Taring-Macan

Terus kala melintasi hutan Tomo Sumedang, beliau pun dihadang oleh Seorang nenek renta yang mengharuskan turun dari mobil, awalnya beliau tak mau turun, tapi kala melaluinya untuk terus melajukan mobill yang dikendarinya, ternyata mobil itu tak bisa berjalan sama sekali, dari situlah Bung Karno diberikan satu Mustika Yaman Ampal, berupa wasilah kebal segala senjata tajam.
Cerita-Gaib-Mustika-Yaman-Ampal

Juga kala melintasi digerbang perbatasan Sukabumi, Bung Karno dihadang oleh Segerombolan Babi Hutan, yang ternyata secara terpisah, salah satu dari bintang itu meninggalkan satu buah Mustika yang memancarkan sinar kemerahan sebagai Cungkup Kecil yang didalamnya terdapat satu buah Batu Merah Delima mungil.
Cerita-Gaib-Batu-Merah-Delima

Sesampainya ditempat yang dituju, belia serta temannya mulai mempersiapkan rambe rompe sebagai sesajen seperti, berupa satu penghormatan kepada seluruh bangsa gaib yang berada ditempat ini, tepatnya malam rabo kliwon, beliau memulai mengadakan ritual khususiah secara terpisah dengan temennya, semua ini Bung Karno lakukan supaya jangan sampai menggangu satu sama lainnya di dalam aktivitas menuju suatu penghormatan kepada bangsa gaib yang mengundangnya.

Dua malam Bung Karno melakoni ritual Tapa Brata, dengan cara sikep kejawen yang biasa dilakoninya kala menghadapi penghormatan kepada bangsa gaib, lepas pukul 00.00, seorang bersorban serta wanita cantik yang tiada taranya hadir menghampirinya, mereka berdua tidak lain ialah Sunan Kalijaga serta Nyimas Nawang Wulan Sari Pajajaran, yang sengaja mengundangnya.

Cerita-Gaib-Sunan-Kalijaga-serta-Nyimas-Nawang-Wulan-Sari-Pajajaran
"Anakku!! Di dalam menghadapi peranmu yang sebentar lagi di mulai, Ibu cuma bisa memberikan sementara sejodoh Mustika yang di ambil dari dasar laut Nirsarimayu ( dasar laut pantai selatan sebelah timur kaputrennya) ini mustika jodohnya dari yang telah kamu meiliki saat ini, gunakanlah mustika ini menjadi wasilah kerejekian guna membantu orang yang tak mampu, karena inti kekuatan yang terkandung di dalamnya, mampu memudahkan segala urusan duniawiah seberat apa pun", terus sesudah berucap demikian, kedua sang tokoh pun langsung menghilang dari pandangannya.

Saat ini tinggal beliau, sendiri yang langsung menelaah segala perkataan dari Ibu Ratu, barusan.

Di dalam tatacara, ilmu supranatural, cara dilakoni oleh beliau, diam menafakuri sesudah kedapatan sebuah hadiah dari bangsa gaib tanpa harus meninggalkan tempat komtemplasi lebih dulu, ialah suatu tatakrama yang amat dihargai oleh seluruh bangsa gaib serta itu dinamakan, sikep undur atau tatakrama perpisahan.

Dari kejadian tersebut beliau langsung mengambil sikap diam dalam perjalanan pulang sambil berpuasa hingg sampai rumah atau tempat kembal semulanya, cara seperti itulah disebut menjadi, Ngaulo hamba atau mentaati pelaturan gaib agar apa yang telah dipunyai bisa bermanfaat lahir dan batin.

Dalam kisah ini dapat diambil bahwa, segala sesuatunya bisa bermanfaat apa bila disertai kerja keras dan tetap memegang penghormatan di dalam menggunakan apa pun yang bersifat gaibnya, bukan justru sebaliknya, digunakan terhadap tujuan yang kurang bermanfaat atau banyaknya berandai-andai yang mengakibatkan kita sebagai pemalas.

Demikian artikel dari Cerita Gaib - Misteri Pusaka Gaib Dan Bung Karno, saya tutup sampai disini, dan juga silahkan di ikuti pada Cerita Gaib kami yang lainnya dan tentunya tidak kalah menarik untuk di ikuti.




Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Cerita Gaib - Misteri Pusaka Gaib Dan Bung Karno

0 komentar:

Posting Komentar